Rabu, 05 Agustus 2015

Merawat Jati Diri Bangsa

Mate aneuk meupat jeurat, mate hukum adat pat tamita. Mati anak ada makamnya, mati hukum adat ingin disukai ke mana," tutur Asisten III Bidang Management Umum Muzakkar A Gani mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah pada Peringatan 100 Musim Museum Aceh dalam Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (30/7/2015).

Muzakkar membicarakan, pesan ini bersumber dari pepatah kuno Aceh yang konon pernah diucapkan Sultan Iskandar Muda saat menghukum mati anaknya, Meurah Pupok yang diduga sudah melaksanakan zina di 1636. Pepatah itu menunjukkan sejak dahulu orang Aceh tetap menjunjung tinggi kearifan lokal.

Pepatah tersebut dinyatakan hebat demi membangkitkan gelora semangat generasi kini ataupun masa depan demi tetap menjaga kearifan lokal daerahnya. Sementara itu, salah satu trik demi menjaga kearifan lokal sebagai dengan merawat dan melestarikan benda bersejarah yang tersimpan di di museum.

”Museum bukan lokasi menyimpan benda-benda tua belaka. Makin dari tersebut, museum adalah lokasi menyimpan harta karun yang bukan ternilai warisan dari nenek moyang. Seluruh yang tersimpan di di museum adalah cermin peradaban suatu bangsa yang menjadi fondasi demi menjadi bangsa besar,” ujarnya.

Atas dasar ini, Pemprov Aceh berupaya terus menjaga sejumlah museum pada ”Negeri Serambi Mekkah”, terutama Museum Negeri Aceh. Museum Aceh yaitu museum bersejarah
di sana. Bahkan, museum tersebut menjadi museum tertua dalam Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar